Minggu, 15 Juli 2012

Ho Chi Minh Trip dengan Cambodia yang tertunda

How to start it yah, nggg.... A-Ha! mulai terbesit ide-ide kecil untuk memulai blog pertama saya (woo-hooo! akhirnya). Terdorong untuk mulai membuka laptop dan mulai merancang kata demi kata, kalimat demi kalimat, membagi pengalaman akan perjalanan saya menjelajahi satu tempat ke tempat yang lain, karena dua orang teman saya, Muhammad Arif Rahman (akun twitternya @arievrahman) dan Husni Mubarak Zainal (akun twitternya @justHityou). Well, thanks a lot you both :)

Tahun lalu, saya mempunyai mimpi baru untuk bisa menjelajah dunia, dan suatu saat nanti, bismillah mimpi itu yang akan menjadi pekerjaan saya. Kenapa mimpi baru? karena mimpi saya sebelumnya untuk bisa bekerja di radio (khususnya sebagai penyiar) alhamdulillah sudah dikabulkan. Saya ambil selembar kertas gambar A4, dan saya tulis SAYA AKAN KELILING DUNIA, kemudian saya tempel kertas itu di tempat dimana saat sebelum saya tidur dan saat bangun, akan menjadi benda yang pertama kali saya lihat.

November 2011, "pintu" menuju mimpi dibukakan yang maha kuasa. tiket Jakarta-Ho Chi Minh City-Jakarta dengan maskapai penerbangan AirAsia berhasil saya dapatkan dengan harga Rp.750.000. Booking hostel dan mencari segala sesuatunya tentang Vietnam, khususnya kota Saigon atau Ho Chi Minh. beberapa bulan berlalu, desember 2011, saya dikenalkan oleh sebuah social media dengan seseorang bernama Oryza Irwanto (akun twitternya @zavitto) dan diajak untuk bergabung ke dalam satu komunitas backpacker blackberry bernama Tas Punggung. forum sharing berita-berita dan pengalaman seputar dunia backpacking-pun saya dapati, dan saya pun menganggap ini sebagai "Pintu Tuhan" yang ditujukan untuk perjalanan mimpi baru saya.



Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, 26 April 2012, dengan hati senang, khawatir, takut, semua campur aduk, saya meluncur menuju bandara soekarno-hatta, diantar oleh Wisnu Setyawan, seorang teman dari komunitas Tas Punggung. Saya berangkat menuju vietnam bersama seorang backpacker asal sukabumi bernama Oniew yang juga anggota komunitas tas punggung. Pukul 8 malam, saya menapakkan kaki saya di tan son nhat, bandara internasional vietnam. wuaaaaahh :D


Tan Son Nhat International Airport, Vietnam

Money Changer, tukar USD ke Vietnam Dong.
1 USD = sekitar 20000 VND

Arrival Gate Airport, bersama oniew

Sebenarnya, trip vietnam kali ini, saya bisa bilang bukanlah pengalaman backpacking yang biasa dilakukan backpacker-backpacker pemula pada umumnya, yaitu solo backpacking. Selain saya pergi kesana berdua, saya pun bertemu dengan lima backpacker indonesia yang lain saat menukarkan dollar amerika saya ke vietnam dong. Oh iya, di vietnam transaksi jual-beli kebanyakan dilakukan dengan menggunakan USD. Jadi saya hanya menukarkan sedikit dollar saya dengan mata uang vietnam. Dari bandara menuju hostel saya, oniew dan lima teman baru saya (endah, ovi, wita, adi, dan ucok) memesan taksi yang berada di depan lobby bandara. Sang supir mematok harga 8USD sampai kawasan hostel kami. Untuk kamu yang berencana backpacking-an ke vietnam sendiri atau hanya berdua, disarankan untuk tidak memesan taksi tepat di luar lobby bandara, karena harganya jauh lebih mahal. Naiklah ke lantai dua setelah keluar lobby dan disanalah tempat taksi legal bandara berada, harganya 6 USD sampai kawasan yang juga akan saya tuju.


Penampakan taksi-taksi di Vietnam, selain ini ada yang menggunakan mobil-mobil seperti Avanza

Kami ber-tujuh kemudian meluncur menuju kawasan pham ngu lao, ini merupakan kawasan di saigon yang terkenal dengan hostel-hostel untuk para backpacker. semua penjelajah dunia yang ingin merasakan atmosfir kota yang sempat berseteru dengan amerika ini, bisa kalian lihat disini. Selain hostel-hostel, travel agent pun bertebaran disini, berkompetisi menawarkan harga yang masih bisa ditawar oleh calon penggunanya. Awan sepertinya sedang menangis terharu karena kita bertujuh datang ke vietnam hehe. Hujan deras saat saya sampai di kawasan pham ngu lao. Karena tak ingin membuang waktu, saya bersama teman baru saya, endah memutuskan untuk mensurvey travel-travel agent untuk booking tour selama di saigon. dari awal saya berencana untuk menelusuri hanya satu spot wisata di saigon (yaitu chu ci tunnel) kemudian menuju kamboja dengan menggunakan bus, sedangkan teman-teman baru saya ini memang berniat hanya eksplor saigon saja, mereka memesan tour mekong selama dua hari. karena dirasa travel agent ke-3 yang kami datangi ini memberikan harga terbaik, tanpa pikir panjang langsung kami ambil paket tour tersebut. One day tour ke chu ci tunnel dan cao dai temple, tapi saya tidak ambil paket dua hari tour ke delta mekong, karena rencana awal saya mau pergi ke kamboja.


salah satu travel agent yang saya datangi dan daftar harganya

travel agent ke-3 yang saya datangi dengan staff-nya yang *uhuk* kurang ramah hehe

Booking tour selesai, waktunya kita bertujuh berpisah, karena saya dan oniew menginap di hostel yang berbeda dengan hostel teman-teman baru kami. Hostel yang sudah saya booking lewat internet bernama Ruby Hostel, saya harus memasuki gang kecil di daerah pham ngu lao, menelusuri banyak warung kecil, beberapa panti pijat, dan toko-toko kelontong terlebih dahulu. Hostel saya ini terlihat seperti bangunan bertingkat biasa, yang lantai bawahnya digunakan untuk tempat tinggal si pemilik, sementara lantai dua sampai enamnya dibuat kamar-kamar yang bisa disewakan untuk para backpacker. Setelah chit-chat basa basi dengan si pemilik, menyelesaikan pembayaran, dan mendengar aturan-aturan sederhana dari si pemilik, saya dan oniew-pun langsung menuju lantai enam (lumayan bikin gede betis nih hehe), tidur-tiduran sebentar, peregangan badan sedikit lalu senam SKJ (yakale hehe), kemudian mandi dan kembali bersiap untuk santap malam bersama lima teman baru kami karena lapar melanda dan tak tertahankan lagi.


Ruby Hostel, Pham Ngu Lao, Vietnam

Tempat tidur hostelnya, satu kamar ada 2 bed bertingkat

Lengkap dengan TV dan AC

Jam 11 di saigon, hampir seperti kota mati, tapi di kawasan backpacker bernama pham ngu lao ini masih lumayan rame dengan resto-resto dan warung-warung makan kecil. kami bertujuh akhirnya memutuskan untuk memilih restoran yang terdekat saja karena rasa laparnya sudah tidak bisa dibendung lagi seperti hati yang tergorek...lho, apa sih ini? hehe. Langsung kami memesan masakan khas vietnam yang terkenal dengan sayur dan dagingnya, yaitu Pho Bo (baca: fe ba). di restoran ini satu pho bo harganya sekitar 35000 VND, berarti sekitar Rp.17500. Santapan awal perjalanan kami bertujuh sukses, saya dan teman-teman pun kembali ke hostel setelah mengobrol sampai tengah malam.


Semangkuk Pho Bo, penuh dengan sayuran dan daging sapi

Menyantap pho bo bersama teman-teman baru

Dan...hari pun berganti, jum'at 27 April 2012, mata saya terbuka dan jam menunjukkan pukul lima pagi, saya baru berhasil tidur pada pukul setengah tiga karena saat saya balik ke hostel, ada dua backpacker yang baik dan ramah yang mengajak saya mengobrol. Ada ben dari manchester dan dee dari melbourne. buat saya, saat sedang berada diluar rumah (apalagi luar negeri), saya akan tidur lebih lama dan bangun lebih cepat hehe. selain alasan "ngga mau ketinggalan moment" tapi menurut saya, kalau hanya bangun siang itu bisa dilakukan kapan saja di indonesia, iya ngga? Saat seisi kamar masih terlelap, saya bersiap-siap untuk keluar hostel dan merasakan suasana pagi di kota ho chi minh, vietnam.

Pukul enam pagi hari, saya punya waktu sejam untuk menjelajah kota saigon sebelum bersiap-siap untuk tour chu ci tunnel dan cao dai temple pukul delapan. Saigon di pagi hari tidak sehiruk pikuk jakarta, beberapa penjual kacamata, roti isi vietnam (bahn mi taht), dan penjual pulsa yang didominasi wanita-wanita yang masya allaaah cantiknyaaa (kenapa mereka ngga jadi artis saja ya?) bisa kita temui di pagi hari. saya berjalan di sepanjang daerah pham ngu lao sambil menyantap bahn mi taht seharga 15000 VND. tidak lama seorang bapak-bapak yang cukup tua, menawarkan jasa keliling saigon dengan motor dengan harga 250000 VND, wah mahal, langsung saya tolak hehe. tidak menyerah dia terus mengikuti saya dengan menurunkan harganya menjadi 225000 VND, tetap saya tolak. setelah beberapa lama, saya menawarkan harga 50000 VND yang akhirnya dia terima dengan muka yang agak sebal. yap, motorpun sudah siap, helm non full-face sudah saya pakai, saya pun siap menjelajah saigon bersama si kang ojeg. dimulai dari pasar terkenal bernama behn tahn, city hall, gedung opera, notre dame cathedral, saigon post office, dan tidak lupa untuk menikmati es kopi khas vietnam yang bisa ditemui di tiap tepi jalan saigon.


Bahn Mi Taht, sandwich khas vietnam

nyantap bahn mi di depan Ben Tahn Market


Saigon City Hall

Saigon Post Office


Saigon Notre Dame Cathedral

Reunification Palace

Es Kopi pinggir jalan, dan (lagi-lagi) penjualnya cantik

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh kurang, saya langsung meminta kang ojeg untuk kembali ke pham ngu lao. dengan bahasa inggris yang harus saya turunkan keakuratan tenses dan grammarnya (karena hanya sedikit yang bisa bahasa inggris disini, kalaupun ada inggrisnya sangat berantakan), saya terus-terusan mengingatkannya kalau ini sudah jam tujuh dan saya harus kembali ke hotel. Dari "I go go hostel now now", "you me go hostel now now", sampai "hey you to PHAM NGU LAO now now now" sudah saya lontarkan, dan dia tetap mengajak saya berkeliling. jurus terakhir, saya ambil uang dollar, todongkan ke mukanya, dan bilang "want this, pham ngu lao, my hostel, NOW!", langsung deh ngerti. Nah ada pertengkaran kecil antara saya dan kang ojeg sesampainya saya di kawasan hostel. Setelah saya bayar harga yang telah disepakati sebelumnya yaitu 50000 VND, dia langsung memasang muka sok kesal, menunjukkan jam tangannya yang sudah dia putar jarumnya ke angka sembilan, dan bilang "nine o'clock, you three hours with me, three..", saya tersentak kaget setengah mati, kok mau nipu gampang dan agak sedikit bodoh begini caranya pffttt. saya coba tunjukkan iPod saya yang menunjukkan pukul tujuh pagi, dan coba berargumen "no, seven, one hour, here's your 50000 VND", dengan bahasa planet namec-nya kangojeg mengajak debat: "jsgjcbkaujhrligoabcyejk jkadkenik", yah daripada lama, saya keluarkan satu dollar saya dan tutup perdebatan dengan bilang "one dollar more, f**k you, but thanks for the tour", kemudian saya tinggalkan dia yang masih berdengung di kejauhan dengan bahasa antah berantahnya.

Balik ke hostel, teman saya oniew sudah siap dengan backpack-nya, kedua teman backpacker bule masih terlelap (dalam hati saya: rugi amat jauh-jauh dari UK dan Auzzie ke vietnam cuma buat tidur). Saya pun bergegas merapihkan bawaan, mandi, dan bersiap-siap untuk check-out, sebelumnya saya tinggalkan dua pembatas buku bermotif batik untuk dua backpacker yang masih tidur, dengan note bertuliskan: "been a great chatting with u guys last nite, here's sumthin for u guys both". Turun ke bawah (yaiyalah masa turun ke atas?) hostel, check-out, titip barang bawaan, dan saya pun bersama oniew siap menjelajah bagian sejarah kota saigon yaitu chu ci tunnel dan cao dai temple.

Pukul delapan tepat, bus travel datang dan kami bertujuh pun langsung menuju terowongan yang terkenal di vietnam ini. oh iya, tour selama seharian penuh ini harganya 6 USD, dan itu sudah standarnya. Dengan ditemani pemandu yang bahasa inggrisnya jauh lebih lumayan dari si kang ojeg (masih sentimen karena insiden "jam sembilan" hehe), rute yang harus dilalui pertama adalah Handicapped Handicraft, tempat dimana kita bisa melihat bermacam kerajinan tangan karya orang-orang lokal yang keadaan badannya tidak sempurna. Dari sini kita menuju ke cao dai temple, tempat ibadah untuk tiga agama atau keyakinan yang berbeda, dimana masing-masing keyakinan direpresentasikan dengan warna yang berbeda, biru untuk taoisme, kuning untuk konfuisme, dan merah untuk budha. para pengikut dari masing-masing keyakinan disamakan dengan warna putih pada baju yang mereka kenakan.

Bus travel menuju chu ci tunnel

Suasana dalam bus dengan pemandunya yang super garing, haha...

Handicapped Handicraft

salah satu karya di Handicapped Handicraft, dibuat dari pasir dan kerang lho

Handicapped Handicraft Exhibition
  
Cao Dai Temple

bersama salah satu jamaah di Cao Dai Temple

pemandangan dalam Cao Dai Temple

Budhisme dan Konfuisme bersatu dalam satu doa

Cuaca yang sangat panas (kabar yang beredar sih 45 derajat celcius) ini membuat pihak travel harus menyediakan air minum untuk para penumpangnya, tidak cukup saya membeli air mineral yang harganya lebih mahal dibandingkan beer (masa beer harganya 8000 rupiah hehe). Setelah terkagum-kagum dengan arsitektur cao dai temple dan melihat bagaimana keberagaman agama dan kepercayaan bisa bersatu dalam satu bangunan yang indah. Perjalanan dilanjutkan menuju terowongan tempat tentara vietcong bersembunyi saat tentara amerika menyerang, yaitu chu ci tunnel.waktu saat itu menunjukkan pukul setengah satu siang, bersama penumpang-penumpang lain yang kebanyakan adalah backpacker, kami berhenti sebentar di sebuah restoran kecil untuk makan siang, kemudian lanjut kembali dengan perjalanan yang memakan waktu kurang lebih dua jam menuju chu ci.

Sesampainya di chu ci tunnel, sang pemandu mengurus masalah tiket terlebih dahulu untuk seluruh penumpang, setelah itu kami semua langsung diantar oleh sang pemandu dari chu ci tunnel yang gosipnya adalah anak dari salah satu pejuang vietkong beberapa tahun silam, jadi dia sangat tahu gerak gerik tentara amerika, sampai bagaimana kebanyakan dari mereka terbunuh oleh perangkap-perangkap sadis tak kasat mata yang disiapkan oleh tentara-tentara vietkong yang berukuran kecil namun cekatan. Terowongan chu ci ini menyambungkan antara satu tempat dengan semua daerah di seluruh distrik dan daerah yang ada di vietnam. Sekitar 4500 kilometer terowongan berukuran mini ini dibuat agar tentara amerika yang berukuran dua kali dari tentara vietkong tidak bisa masuk. Kami diantar mengelilingi hutan tempat dimana tentara vietkong membuat terowongan bersejarah ini, dimana setiap beberapa meter terlihat lubang kecil yang ternyata merupakan ventilasi, agar mereka yang sedang ada di bawah tanah dapat bernapas. Saya dan turis-turis lainnya pun diperbolehkan untuk merasakan sempitnya terowongan ini. Tidak pernah terbayang hidup di dalam terowongan sempit, sesak, panas, pengap, dan gelap ini selama tiga sampai enam bulan. Setelah tur chu ci selesai saya jadi tahu betapa yang namanya tentara asia itu hebat-hebat, termasuk diantaranya tentara indonesia,hehe.


Menuju lokasi chu ci tunnel

Hutan tempat dibuatnya terowongan chu ci

Hutan chu ci

Sebelum tour dimulai, ada film singkat seputar perjuangan vietnam melawan amerika

Salah satu jebakan sadis tentara vietcong

Terowongan super mini chu ci

Ini yang sudah diubah lho, aslinya lebih sempit ckck...

Di dalam terowongan, gelap, panas, dan pengap
                                               
Kepanasan setelah 15 menit di dalam terowongan chu ci, hahaha
    
Susahnya bepergian bareng cewe adalah saat sedang backpacking ataupun travelling biasa, elemen "belanja" selalu jadi agenda wajib. Setelah dari chu ci, bus travel kembali menuju kawasan pham ngu lao, tapi karena "permintaan khusus" dari teman-teman cewe, bus berhenti di samping pasar saigon yang terkenal dengan nama Ben Tahn. Dan sudahlah, saya agak malas mencari tahu perhelatan dalam dunia tawar menawar seperti apa yang sedang terjadi di dalam sana hehe. Sebagai orang yang sangat suka mencicip cita rasa kuliner-kuliner dari tempat yang berbeda, saya lebih memilih untuk berkeliling mencari jajanan jalan khas vietnam. Saya menemukan semacam ketan dengan enam pilihan warna, yang masing-masing ditaburi wijen dan semacam cairan kental baru kemudian disantap. Snack yang sampai sekarang saya tidak menemukan namanya ini harganya sekitar 15000 VND. satu setengah jam berlalu, teman-teman wanita sudah mendapat apa yang mereka mau (mereka berencana akan kembali lagi dengan kekuatan menawar yang jauh lebih sadis), kita bertujuh langsung menuju hostel, tapi sebelumnya, sebagai anak muda, ya biasalaaah, foto-foto dululaah.




Ketan dengan enam rasa dan warna, hanya ada waktu malam saja

suasana pasar ben tahn di malam hari

Kembali ke hostel, saya dan oniew sudah siap untuk berangkat menuju kamboja menggunakan bus malam. jadi di hari pertama, saya sudah memesan satu bus malam menuju kamboja seharga 20 USD dan berangkat jam 12 malam hari ini. Saya memesan paket bus ini di hostel tempat lima teman baru saya menginap. Sesampainya di hostel, otak saya serasa terbelah karena kaget setelah mendengar bahwa ternyata orang yang membantu saya memesan bus malam menuju kamboja, salah paham, dia pikir saya berangkat ke kamboja tanggal 30. Bengong, tidak tahu harus berkata apa, saya terdiam membeku dan diikuti dengan kelima teman baru saya yang juga terdiam seolah tidak percaya, karena mereka jugalah yang membantu saya memesan paket bus malam ini. Kim, penjaga hostel meinta maaf: "I'm really sorry, i didn't..i didn't..", dengan nada terbata-bata dan sedikit gemetaran karena melihat muka saya, dia menjelaskan sesuatu yang terdengar makin lama makin samar di telinga saya. ternyata eh ternyata, tanggal 30 april itu vietnam memperingati kemenangannya melawan amerika beberapa tahun yang lalu. Karena itulah semua bus yang beroperasi keluar vietnam fully-booked sampai tanggal 30, termasuk bus malam menuju kamboja. huaaaaa....

Tuk tuk yang sudah dipesan dari dua bulan sebelum berangkat, hostel yang juga sudah booked via internet di kamboja, semua harus dibatalkan, dan saya pun harus memutar otak, bagaimana caranya memaksimalkan perjalanan saya ini. setelah diskusi bersama teman-teman dan kepala staff hostel, saya memutuskan untuk eksplore saigon dengan tour-tour yang ada. Karena merasa bersalah, kepala staff hostel memberikan saya dan oniew kamar selama saya menjelajah saigon, dan tour delta mekong dengan harga yang sudah didiskon habis-habisan. Tour dua hari delta mekong yang seharusnya di hari kemerdekaan vietnam bisa mencapai 35 USD, saya hanya cukup membayar 20 USD saja. Pembayaran kamar dan tour sudah komplit, saya bergegas menuju hostel pertama saya untuk mengambil tas, dan kembali ke Mymy Hostel (hostel saya menginap selanjutnya) dengan kamar yang berada di lantaaaai, enaaam! haha. Kamar saya sekarang berisikan tiga tempat tidur bertingkat, dan sudah terisi semua. ada backpacker-backpacker asal australia, belanda, jerman, dan inggris. karena kekecewaan yang cukup dalam, saya malas berbasa-basi dan memutuskan untuk tidur, good night saigon Zzzzz....

ari sabtu, 28 april 2012, kembali saya terbangun lebih pagi dari penduduk hostel lainnya, jalan-jalan pagipun jadi pilihan saya untuk menikmati suasana pagi saigon seraya melepas kegalauan karena batal pergi ke kamboja, huh! tawaran ojeg-ojeg untuk keliling kota sudah buruk total dimata dan hati saya, jadi saya berjalan cuek saja menuju ben tahn market dengan santainya. Satu jam jalan-jalan paginya, kembali ke hostel dan bersiap untuk tour delta mekong selama dua hari. Hadicapped Handicraft kembali dikunjungi untuk yang kedua kalinya, walaupun berbeda lokasi, intinya sih tetap sama, tapi yang membuat berbeda adalah disini saya bertemu dengan dua couchsurfer/backpacker yang sempat mengunjungi indonesia, dan sayalah yang menjadi guide mereka selama di jakarta. mereka adalah daniel dan kari. Mood saya kembali bagus setelah bertemu dan berbincang dengan mereka berdua.

bersama daniel dan kari

Untuk tour hari pertama, saya akan ajak anda untuk menelusuri sungai mekong, mampir ke coconut candy factory, makan cacing kelapa bakar, dan naik sampan sambil memakai caping yang kemudian berlayar (kesannya titanic) melewati hutan dan rawa mekong. Membutuhkan waktu kurang lebih satu jam dari pelabuhan kecil mekong menuju coconut candy factory, di tempat ini orang-orang vietnam menyebut hasil produksinya sebagai permen kelapa tapi semua turis indonesia menyebutnya sederhana saja, D-O-D-O-L. dijual juga cacing kelapa bakar yang ampuh menyembuhkan segala macam penyakit, berpikir: "Ga tiap hari ke vietnam, coba aja ah!", 15000 VND untuk satu ekor cacing, rasanya? ngggg... seperti jelly tp ini ada matanya, hehe. Sebelum kembali ke pelabuhan dan menuju penginapan selama di mekong, saya sempat beristirahat di tempat semacam cafe dengan sajian buah-buahan tropis dan wanita paruh baya yang menyanyi dengan bahasa vietnam bersama musisi-musisi disekitarnya. tour mekong hari pertama ini menyenangkan.




di pelabuhan kecil ini turis menunggu boat travel
menuju coconut candy factory 

Pemandangan yang terlihat di sungai mekong

Coconut Candy Factory

Pemandu menjelaskan proses pembuatan permen kelapa, alias dodol haha

ini cara pembuatan permen kelapanya

ta-daah, dodol ups, permen kelapa maksudnya hehe

yang terkenal juga disini ada cacing kelapa bakar

tidur siang selama satu jam dengan hanya 10000 VND (Rp.5000)

Es Kopi khas vietnam (seharga 20000 VND) enak juga diminum
sambil memandang sungai mekong

kita punya pisgor dan bajigur, mereka punya teh jahe manis dan kripik kelapa

Jelajah rawa-rawa mekong sambil bercaping

ke-eksotisan saigon terlihat disini

tour mekong hari pertama ditutup dengan musisi vietnam
yang bisa kita saksikan disana


Pukul enam sore waktunya peserta tour pergi menuju penginapan masing-masing, jantung tiba-tiba berdetak cepat, tegang setelah pemandu meminta slip konfirmasi bayaran penginapan untuk tour mekong. Karena saya tidak diberi apapun setelah selesai melakukan pembayaran. "Just go along with the tour, you'll be fine" itu kalimat terakhir yang saya dengar sebelum berangkat tadi pagi. Oke, mulai panik, saat ditanya oleh pemandu tour, saya hanya menjawab "i didn't get any of them, what should i do?", sang pemandu pun menjawab "oh, okay, we'll see", nggg...we'll see ya? sedikit demi sedikit penumpang mulai diturunkan ke penginapan dan homestay masing-masing. Untuk mengurangi elemen kepanikan, saya coba ajak ngobrol dua bule (yang ternyata pasangan yang baru saja bertunangan di slovenia), dan ternyata mereka juga mengalami hal yang sama, tidak ada yang memberi mereka secarik kertaspun sebagai bukti. Waduh gimana nih?? salah satu dari pasangan slovenia itu, matt namanya, dia bilang "it's all been set for you, dude. you just have to enjoy every second of your backpacktrip, you can stay with us if you want", alhamdulillah sih, agak tenang, tapi ya masa iya saya nonton mereka mesra-mesraan nanti di kasur? tapi ya, saya tetap sedikit khawatir malam ini saya akan tinggal dimana? satu jam berlalu, ternyata sisa peserta ditempatkan di sebuah hotel yang berjarak lima kilometer dari pelabuhan mekong, dan you know what, hotel bintang empat yang sangat mewah (menurut saya). Wow! tarif kamar di hotel ini paling murah sekitar satu juta VND (Rp.500 ribu). Si pemandu menyerahkan kunci kamar kepada saya dan oniew, dengan bingung saya terima kunci sambil menatap matt, yang berbisik "see, enjoy this one, don't ask too much, this is your present". Huaaaa hell yeah, i am enjoying it!! masuk kamar, charge handphone, mandi, dan night hang-out bersama dua backpacker slovenia dan seorang backpacker asal chicago bernama Jo. what a night!


Hotel tempat saya menginap di mekong

fasilitas cukup mewah untuk ukuran paket seharga 20 USD

Jalan-jalan malam, cepat mati juga ya kota ini

                                        
santap malam bersama teman-teman backpacker baru (dari kiri: Martina,
Matt, dan Jo)

Di hari kedua tour mekong, saya berkesempatan melihat pasar terapung. Tidak jauh berbeda dengan pasar terapung yang ada di indonesia, sayuran, makanan kecil, buah-buahan dijual disini, dan bisa ditawar. Disinilah ke-eksotisan vietnam terlihat dan benang merah yang menyatukan negara-negara asia tenggara pun bisa kita temukan. Setelah berbelanja di floating market, tour beralih menuju tempat pembuatan rice paper (kertas manis yang dibuat dari beras dan bisa dimakan), dan ditutup dengan kunjungan ke pasar tradisional mekong, terdapat satu temple kecil di pasar ini yang punya design yang cukup unik untuk foto-foto (hehe, tetep ya).


Rute sungai mekong menuju floating market

Floating Market

Floating Market yang mulai ramai

Transaksi jual-beli di atas perahu

Pabrik kecil tempat diproduksinya rice paper

Proses pembuatan rice paper

proses penjemuran rice paper

Pasar tradisional mekong

Snack yang dijual tidak jauh berbeda lho dengan
yang ada di indonesia (khususnya jawa)

Mekong tiny temple

Dua hari tour mekong selesai, kembali menuju pham ngu lao, saigon. sesampainya di travel agent tempat saya diturunkan, terlihat ada paket atraksi "The Water Puppet Show" yang hanya ada malam ini. 6 USD tidak terlalu mahal untuk bisa melihat atraksi boneka dengan pemainnya yang berada dibawah air, dan ternyata sudah beberapa kali atraksi yang juga ada di kota hanoi ini mendapatkan penghargaan dunia karena keunikannya. Selesai pertunjukkan, saya bersama keenam teman saya, oniew, endah, ovi, wita, adi, dan ucok tidak ingin langsung balik ke hostel. kami memutuskan untuk bersantai, minum beer saigon di sebuah bar sampai tengah malam.


Rong Vanc Theatre, tempat diadakannya
Water Puppet Show

harga tiketnya 6 USD

Water Puppet Show

ini para pemainnya, menahan napas sambil menggerakan boneka
multitalenta sekali.

Tutup malam dengan segelas milk tea dingin

Tidak berasa hari terakhir datang, eh bukan, hari terakhir untuk lima teman baru saya. sedangkan saya pulang ke indonesia besok. Karena teman-teman baru ini mengetahui kekuatan super saya yang bisa bangun pagi, saya didaulat untuk membangunkan mereka semua plus teman backpacker saya oniew. Tugas alhamdulillah dapat terselesaikan dengan susah payahnya. Hari ini kami bermaksud untuk jelajah kota saigon dengan berjalan kaki. lelah tidak berasa, dan jauh lebih santai karena tidak diburu waktu dan bisa melihat semuanya. Dari ben tahn market, city hall, sampai saigon post office yang sudah buka (sewaktu saya kesini bersama kangojeg nyebelin, post office-nya masih tutup). Oh iya, karena hari ini bertepatan dengan hari kemerdekaan vietnam melawan amerika, saya bisa melihat kemeriahan kota saigon yang dipenuhi warna merah dari ujung ke ujung. pawai dengan marching band di tiap pusat perbelanjaan. Dan pastinya turis-turis dari seluruh belahan dunia yang ingin melihat semeriah apa kota yang jalannya sangat penuh dengan sepeda motor ini.

membatikkan notre dame cathedral

isi notre dame cathedral

nisan-nisan di dalam cathedral

Di dalam saigon post-office

Di dalam saigon post-office

bersama pak pos saigon

Marching band ikut memeriahkan hari
kemerdekaan vietnam

Sore hari, kelima teman saya bergegas menuju tan son nhat airport untuk bersiap terbang kembali menuju jakarta. saya dan oniew cukup beruntung karena masih sempat menyaksikan meriahnya malam memperingati kemerdekaan vietnam melawan amerika di pusat kota saigon. Kemeriahan terpusat di kawasan ben tahn market. Ada beberapa panggung musik yang dibangun di kota ho chi minh pada malam ini, ya pastinya dengan vietnam idol dan lagu-lagunya yang saya tidak mengerti sama sekali hihi. Tepat pukul 12 malam, setelah menyantap makan malam KFC paket murah (20000 VND dapat ayam, nasi, telor dadar, sup, kentang plus pepsi), seluruh warga dan turis-turis yang berada di daerah ben tahn terdiam, motor berhenti serentak memenuhi jalan raya. Kembang api pun menyala dengan terangnya di angkasa, semua orang bersuka cita, melompat-lompat, ada yang sibuk mengambil foto, dan ada pula yang sibuk saling berkejar-kejaran karena dompetnya dicuri. Last day in Vietnam, it's a wrap.


Suasana malam peringatan kemerdekaan vietnam

panggung musik disana-sini
saat peringatan kemerdekaan vietnam

orang-orang bersiap-siap melihat kembang api
di peringatan kemerdekaan vietnam

Jalan dipenuhi sepeda motor yang serentak berhenti
di peringatan kemerdekaan vietnam

Berpose dikit di tengah keramaian orang
yang sedang menonton kembang api

Perjalanan backpacking kedua saya telah berakhir, kenapa justru saya posting pengalaman kedua bukan yang pertama, karena trip ke vietnam ini memberi saya banyak pelajaran, khususnya mengenai sesuatu yang terkadang tidak bisa sejalan dengan apa yang sudah kita rencanakan sebelumnya. Saya percaya  kegagalan saya menapakkan kaki di kamboja kali ini, bisa jadi Tuhan sudah merencanakan perjalanan saya menuju kamboja nantinya akan lebih seru, lebih menyenangkan, dan lebih berkesan.

Ingat, Tuhan sudah menciptakan bumi dengan susah payah, yuk, kita jelajahi bola dunia ciptaannya ini dengan niat dan maksud yang baik. Selamat menjelajah teman, sampai bertemu di petualangan berikutnya.

5 komentar:

  1. Uhuyy akhirnya cerita perjalanan lo bs dibaca lebi komplit, bukan sederetan paragraf 140karakter lagi ;))

    Baca artikel ini berasa menabur garam diluka yg belum sembuh. Ihiks.

    Tahun depan pasti bisa ke tempat2 yg difoto2 ituuu.. :)

    BalasHapus
  2. Huwow, panjang yaaa!
    Coba dipisah per hari, dan ... VOILA! ... lu akan dapat 5 postingan tentang Vietnam.

    Keep writing, broh.

    BalasHapus
  3. Huwooooooooow panjang ya!
    Welcome to the club kak! Semangat terus berbaginya kak rozii! :)

    BalasHapus
  4. Finally! Sepakat sama komen yang di atas, lebih asyik dibaca kalau dipotong-potong euy. Emang cocok sih tulisan lo untuk blog. Waiting for another posts about your local trips ;)

    BalasHapus